Kambing Unggul
Dibeberapa Negara termasuk Negara tropis walaupun banyak
jenis kambing, tetapi masih sedikit sekali perhatian terhadap seleksi atau
breeding dalam usaha memperoleh satu performance yang baik (Blakely,1991).
Kambing dapat
dimanfaatkan daging dan susunya. Kambing yang diternakkan dengan tujuan utama
produksi daging dinamakan kambing pedaging; kambing yang diternakkan dengan
tujuan utama produksi susu dinamakan kambing perah. Untuk meningkatkan produksi
daging kambing, peternak biasanya memilih kambing yang unggul dalam
menghasilkan daging. Begitu pula, untuk meningkatkan produksi susu kambing,
peternak memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan susu.
Berikut ini uraian
singkat jenis-jenis kambing pedaging dan kambing perah.
Kambing
Perah
Etawah.
Bangsa
kambing perah Etawah atau Jamnampari merupakan kambing popular dan tersebar
luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah
lain. Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung.
Kambing
perah Etawah merupakan kambing perah yang baik dan juga sering digunakan
sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasarnya putih,
coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya ± 30 cm. Ambing biasanya
berkembang baik. Berat badannya yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36-63
kg. produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari dan
produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. kadar lemak rata-rata 5,2% karkas
kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44-45% berat hidup
(Blakely,1991).
Saanen
Bangsa
kambing Saanen berasal dari lembah Saanen di Swiss bagian barat kambing ini
sangat terkenal, berwarna putih dengan bulu yang panjang atau pendek.
Telinganya tegak dan tajam. Kambing ini merupakan kambing bangsa Swiss yang
tersebar dengan berat lebih dari 65 kg pada saat dewasa kelamin. Menonjol
karena jumlah (produksi) susunya banyak, tetapi lemak susunya agak rendah
(Blakely,1991).
Toggenburg
Bangsa
kambing Toggenburg atau bangsa Togg berasal dari pegunungan Alpen di Swiss.
Kambing ini adalah jenis kambing kecil dengan badan pendek dan kompak. Kambing
betina mempunyai berat 45 kg saat dewas kelamin. Kambing Togg berwarna coklat
dibagian badannya dengan warna putih di kaki bagian bawah, dasar ekor dan sisi
wajah bagian bawah. Kambing ini berambut panjang atau sedang berjenggot.
Kambing Toggenburg merupakan kambing penghasil susu yang baik (Blakely,1991). Kepala kambing Toggenburg mempunyai
ukuran sedang dan garis profilnya sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri
dari mengarah kedepan (Prihadi,1997).
Anglo Nubian
Bangsa
kambing Anglo Nubian merupakan persilangan antara kambing Jamnampari dari India
dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang
tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyi telinga panjang dan
menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasanya disebut Roman Nose.
Jadi bentuk kepala kambing tersebut keseluruhan seperti kepala unta dan
biasanya tidak bertanduk. Warna bulu sangat bervariasi. Pada puncak laktasi
produksi susu mencapai 2-4 kg per hari dengan rata-rata 1-2 kg per hari. Susu
kambing Anglo Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6%
(Prihadi,1997).
Nubian
Bangsa
kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek, mengkilap dan kebanyakan
berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh (terkulai).
Kambing bersifat sangat lembut, produksi susunya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan kambing yang berasal dari Swiss, tetapi persentase lemak
susu tinggi. Kambing betina mencapai dewasa kelamin pada saat beratnya
kira-kira 60 kg. kambing Nubian cenderung lebih banyak dagingnya dibandingkan
bangsa kambing perah lainnya (Blakely,1991).
French Alpine
Kambing
ini berasal dari pegunungan Alpine di Perancis. Kambing ini mempunyai warna
yang bervariasi, antara lain putih, abu-abu, coklat dan hitam. Badannya besar
dengan mata yang tajam dan telinga tegak. Tidak banyak menunjukan kesulitan
dalam kelahiran. Ukuran kambing betina saat dewasa kelamin adalah sekitar 55
kg. kambing ini menonjol kemampuan untuk menyusui anaknya karena mempunyai
ambing yang besar dan bentuknya bagus dengan puting yang ideal (Blakely,1991).
British Alpine
Bangsa
kambing ini berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine Austria. British Alpine
merupakan kambing yang dideveloped menjadi produsen susu yang baik. Sebagian
besar kambing asli di Eropa adalah grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas
keseluruh Eropa. Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan
tipe-tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara. Mereka
biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditumbatkan dengan system
feedingstall. British alpine telah dimasukkan di India barat, Guyana,
Madagaskar, Mauritius, dan Malaysia. Kambing ini mempunyai daya klimatisasi
lebih baik daripada kambing Saanen (Prihadi,1997).
Di
India barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5 kg perhari pada laktasi
kedua dan ketiga, tetapi di Malaysia dan Mauritikus pengembangan kambing ini
gagal antara lain karena kelembaban yang tinggi (Prihadi,1997).
Damaskus
Kambing
bangsa ini merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libang, Syria,Cyprus.
Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk., warna pada
umumnya merah, atau merah dan putih, profil muka konveks, daun telinga panjang
dan menggantung. Tinggi gumba 70-75 cm dan berat badan antara 40-60 kg.
produksi susu 3-4 liter perhari dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi
300-600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan
Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe (Prihadi,1997).
Beetal
Bangsa
kambing ini banyak dijumpai di beberapa distrik di Punyab India, Rawalpindi dan
Lahore di Pakistan barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnampari, antara lain
profil mukanya Roman Nose, telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibandingkan
telinga kambing Etawah (Prihadi,1997).
Kambing
ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak atau belang-belang putih.
Tinggi gumba jantan dan betina adalah 89 dan 84 cm. kambing betina dewasa
mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. rata-rata selama laktasi kambing ini
dapat menghasilkan susu 105 kg susu dalam waktu 224 hari, dan beranak rata-rata
setahun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua)
(Prihadi,1997).
Barbari
Bangsa
kambing Barbari banyak dijumpai di India bagian Pakistan barat. Kambing ini
mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak
coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66-76 cm dan betina 60-71 cm.
kambing betina dewas berat hidupnya antara 27-36 kg. kambing ini biasanya
digunakan untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan
baik. Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari
mencapai 144 kg (Prihadi,1997).
Di
India bangsa kambing ini telah dikembangkan karena produksi susunya dan area
tubuhnya relative kecil, sedang produksi cukup banyak menyebabkan ternak ini
dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis (Prihadi,1997).
Kambing Pedaging
Kambing Angora
Kambing Angora berasal dari daerah
Angora di Anatolia, dekat Ankara, yang sekarang jadi ibu kota Turki. Kambing
ini suka meramban dan mendapatkan sebagian besar pasokan makanannya dari
daun-daun dan ranting pohon. Namun demikian, bila tersedia, kambing ini juga
makan rumput. Kambing Angora sedikit lebih kecil daripada domba pedaging. Saat
lahir, anak kambing Angora berbobot 2 sampai 4 kilogram; pada usia 6 bulan, 18
sampai 25 kilogram; dan pada usia 16 sampai 18 bulan, 28 sampai 33 kilogram.
Kambing Angora betina dewasa berbobot 38 sampai 50 kilogram, dan kambing Angora
jantan dewasa berbobot 43 sampai 63 kilogram. Kambing Angora sangat kurang
prolifik dibandingkan dengan domba dan banyak kambing betinanya yang mandul.
Masa kebuntingan kambing Angora sekitar 148 hari.
Kambing Achondroplastik
Kambing ini merupakan kambing kecil
berkaki pendek. Pada usia dewasa, tinggi kambing ini 50 cm, dan beratnya
sekitar 20 kg. Kambing Achondroplastik terdapat di kawasan hutan dan savana
Afrika Barat dan Afrika Tengah. Kambing ini sangat cocok diternakkan di daerah
tropis. Meskipun termasuk kambing kerdil, kambing ini menghasilkan daging
dengan kualitas baik. Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing ini dapat
menghasilkan anak kembar dua atau tiga. Perkawinan kambing jenis ini dapat
terjadi sepanjang tahun. Sayangnya, pertumbuhan tubuhnya lambat.
Kambing Benggala Hitam
Kambing Benggala hitam adalah jenis
kambing kerdil lainnya. Kambing ini banyak terdapat di Assam dan kawasan utara
Bangladesh. Kambing jantan dewasa berbobot hanya 13 kg dan betina 9 kg.
Kambing Bligon
Kambing Bligon disebut juga kambing
Gumbolo atau Jawa Randu. Kambing ini merupakan hasil perkawinan silang antara
kambing Etawa dan kambing Kacang. Kambing hasil persilangan ini lebih mirip
kambing Kacang. Moncongnya lancip, telinganya tebal dan lebih panjang daripada
kepalanya, lehernya tidak bersurai, tubuhnya terlihat tebal, dan bulu tubuhnya
kasar.
Sebagaimana kambing Kacang, kambing
Bligon sangat mudah pemeliharaannya karena jenis pakan apa pun dimakannya,
termasuk rumput lapangan. Kambing ini cocok dipelihara sebagai kambing potong
karena anak yang dilahirkan cepat besar.
Kambing Boer
Kambing Boerawa
Sesuai dengan namanya, kambing Boerawa
merupakan hasil perkawinan silang antara kambing jantan Boer dan kambing betina
Etawa atau Peranakan Etawa. Usaha persilangan kedua jenis kambing ini sudah
pernah dilakukan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan melalui perkawinan
alami. Namun demikian, usaha perkawinan silang alami di kedua provinsi ini
kurang berhasil dibandingkan dengan usaha perkawinan silang melalui inseminasi
buatan di Lampung. Karena perkembangannya yang pesat dan untuk mengangkat citra
provinsi Lampung dalam merintis perkawinan silang kedua jenis kambing ini, nama
kambing Boerawa kemudian diganti dengan Saburai.
Para peternak di Lampung sangat berminat untuk memelihara kambing Saburai karena beberapa keunggulannya. Selain sosoknya yang lebih besar, kambing ini juga memiliki tingkat produksi dan mutu daging yang lebih baik dibandingkan dengan kambing Etawa atau Peranakan Etawa. Kadar kolesterol kambing ini rendah dan dagingnya empuk dan enak. Tingkat pertumbuhannya juga lebih cepat, sementara pemeliharaan dan perawatannya tidak begitu berbeda dengan kambing lokal. Saat lahir berat rata-rata kambing Saburai 2,5 sampai 3,5 kg. Sedangkan kambing Kacang 1,6–2,0 kg dan PE 2,4–2,6 kg; berat sapih kambing Saburai 14–20 kg, kambing Kacang hanya 7–8 kg, dan PE 9–11 kg. Perbedaan ini semakin jelas terlihat pada usia 6-7 bulan. Berat kambing Saburai mencapai 30–35 kg, kambing Kacang 10–12 kg, dan PE 15–20 kg. Setelah 1 tahun, kambing Saburai bisa mencapai bobot 50–60 kg, kambing Kacang 24–27 kg, dan kambing PE 40-60 kg.
Para peternak di Lampung sangat berminat untuk memelihara kambing Saburai karena beberapa keunggulannya. Selain sosoknya yang lebih besar, kambing ini juga memiliki tingkat produksi dan mutu daging yang lebih baik dibandingkan dengan kambing Etawa atau Peranakan Etawa. Kadar kolesterol kambing ini rendah dan dagingnya empuk dan enak. Tingkat pertumbuhannya juga lebih cepat, sementara pemeliharaan dan perawatannya tidak begitu berbeda dengan kambing lokal. Saat lahir berat rata-rata kambing Saburai 2,5 sampai 3,5 kg. Sedangkan kambing Kacang 1,6–2,0 kg dan PE 2,4–2,6 kg; berat sapih kambing Saburai 14–20 kg, kambing Kacang hanya 7–8 kg, dan PE 9–11 kg. Perbedaan ini semakin jelas terlihat pada usia 6-7 bulan. Berat kambing Saburai mencapai 30–35 kg, kambing Kacang 10–12 kg, dan PE 15–20 kg. Setelah 1 tahun, kambing Saburai bisa mencapai bobot 50–60 kg, kambing Kacang 24–27 kg, dan kambing PE 40-60 kg.
Kambing Kreolo
Kambing Kreolo adalah ternak pedaging
yang banyak dipelihara di Amerika Latin dan Tengah. Kambing ini mampu hidup di
daerah yang sangat gersang. Kambing ini berbulu tipis, pendek, berwarna hitam
atau coklat, dan sering terdapat bercak putih. Tanduknya melengkung, dan
telinganya pendek dan tegak. Kambing jantan berjanggut, sedangkan kambing
betina tidak berjanggut. Tinggi gumba kambing Kreolo jantan 75 cm, dan kambing
betina 65 cm. Bobot kambing dewasa berkisar 40 sampai 60 kg. Satu kelahiran
menghasilkan anak 1 sampai 2 ekor.
Kambing Gaddi
Kambing Gaddi dapat diternakkan untuk
mendapatkan daging atau susunya. Ini tergolong kambing berbulu panjang. Kambing
ini disebut juga kambing Himachal Pradesh. Kambing ini banyak ditemukan di
kawasan India Utara dan Pakistan.
Kambing Kacang
Kambing Kacang adalah kambing asli
Indonesia. Kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar. Dengan kata lain,
kambing ini masuk klasifikasi kambing yang sangat prolifik. Satu kelahiran bisa
menghasilkan 2 sampai 3 ekor anak. Kambing ini berkembang biak sepanjang tahun
dan pemeliharaannya sangat sederhana. Kambing ini tahan derita, lincah,
tersebar luas, dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan.
Kambing Kashmir
Kambing Kashmir merupakan kambing yang
hidup di daerah pegunungan Asia Tengah seperti Tibet, Mongolia Dalam, Kashmir,
Iran, Turki, Kurdistan, Khirgiztan, dan Rusia. Kambing ini dapat hidup di
daerah gersang dengan ketinggian 3.600 sampai 4.200 di atas permukaan laut.
Kambing Kashmir jantan dewasa sekitar 60 kg dan kambing Kashmir betina 40 kg.
Kambing ini merupakan keturunan langsung kambing liar Capra Falconeri. Kambing
gembrong yang terdapat di Bali diduga merupakan keturunan kambing Kashmir.
Karena bulunya yang lebat, selain menghasilkan daging, kambing ini juga
menghasilkan bulu yang dapat diolah sebagai bahan pakaian.
Kambing Kerdil Cina Selatan
Kambing kerdil Cina Selatan merupakan
kambing kerdil yang hidup di daerah tropis dan lembab. Kambing jantan dewasa
berbobot sekitar 30 kg, dan bobot kambing betina dewasa hanya 25 kg. Meskipun
ukuran badannya kecil, kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar dua.
Kambing Kecil Afrika
Timur
Sesuai dengan namanya, kambing ini hdiup
di daerah Afrika Timur dan banyak dipelihara sebagai ternak pedaging dan
penghasil kulit. Penampilan fisik kambing ini mirip kambing Kacang, yang merupakan
kambing asli Indonesia. Kambing ini berbulu pendek dengan berbagai corak warna
dan bertanduk kecil. Kambing dewasa beratnya sekitar 30 kg. Kambing ini juga
sangat prolifik.
Kambing Maxoto
Kambing ini juga dinamakan kambing
Nungfing. Kambing Maxoto banyak diternakkan di kawasan timur laut Brazil. Warna
bulunya coklat muda atau coklat kelabu kuning dengan garis-garis hitam di
punggung dan perut. Bulu muka dan kakinya berwarna hitam. Kambing Maxoto dewasa
berbobot sekitar 32 kg. Induk kambing betina bisa melahirkan tiga kali dalam
dua tahun dan hampir 90% selalu melahirkan anak kembar.
Kambing Sahel
Kambing Sahel paling cocok dipelihara di
kawasan padang pasir yang gersang seperti Sudan dan Afrika Barat. Kambing ini
tahan panas dan lingkungan yang sangat gersang seperti kawasan sabana di
pinggiran gurun Sahara. Kambing Sahel berbulu pendek tapi halus. Kambing ini
merupakan ternak penghasil daging dan kulit bermutu tinggi.
Kambing Salt Range
Kambing ini terdapat di kawasan barat
laut Pakistan, Rawalpindi, dan Mianwali. Kambing ini dipelihara sebagai ternak
penghasil daging dan bulu yang panjang. Berat karkas kambing Salt Range berumur
satu tahun mencapai 15-20 kg.
Kambing Sirli
Kambing ini banyak ditemukan di kawasan
pegunungan barat laut Pakistan. Kambing Sirli dewasa sekitar 35 kg. Bulunya
yang panjang bisa mencapai 25 cm.
Kambing Somalia
Hampir semua kambing Somalia berbulu
putih halus. Kambing ini biasanya diternakkan sebagai penghasil daging dan
kulit. Kulitnya tipis namun bermutu tinggi. Kisaran bobot kambing dewasa adalah
20 sampai 30 kg. Seperti ditunjukkan namanya, kambing ini banyak terdapat di
Somalia, Afrika Timur.
Kambing Spanyol
Kambing Spanyol atau kambing La Mancha
berasal dari Spanyol. Ciri khas kambing ini adalah telinganya sangat pendek
atau hampir tidak berdaun telinga. Kambing Spanyol jantan dewasa berkisar 55
sampai 80 kg dan kambing Spanyol betina 35 sampai 40 kg. Bulunya pendek dan
warnanya beraneka ragam. Kambing ini sangat tangguh dan mampu beradaptasi di
berbagai lingkungan yang buruk. Tujuan utama peternakan kambing Spanyol adalah
produksi daging. Kambing ini dapat berkembang biak pada musim gugur sampai
musim dingin sepanjang tahun. Dengan demikian, kambing Spanyol dapat beranak
dan menghasilkan daging sepanjang tahun di daerah berhawa dingin.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J
and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Prihadi,
S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.
Sarwono, B. 2007. Beternak Kambing Unggul. Depok:
Penebar Swadaya.
Sodiq, Ahmad & Zainal Abidin. 2008. Meningkatkan
Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. Tangerang: AgroMedia Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar