Pets Animal

Pets Animal

Rabu, 15 Februari 2017



Kambing Unggul

Dibeberapa Negara termasuk Negara tropis walaupun banyak jenis kambing, tetapi masih sedikit sekali perhatian terhadap seleksi atau breeding dalam usaha memperoleh satu performance yang baik (Blakely,1991).
Kambing dapat dimanfaatkan daging dan susunya. Kambing yang diternakkan dengan tujuan utama produksi daging dinamakan kambing pedaging; kambing yang diternakkan dengan tujuan utama produksi susu dinamakan kambing perah. Untuk meningkatkan produksi daging kambing, peternak biasanya memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan daging. Begitu pula, untuk meningkatkan produksi susu kambing, peternak memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan susu.
Berikut ini uraian singkat jenis-jenis kambing pedaging dan kambing perah.

Kambing Perah
Etawah.
Bangsa kambing perah Etawah atau Jamnampari merupakan kambing popular dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah lain. Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung.
Kambing perah Etawah merupakan kambing perah yang baik dan juga sering digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasarnya putih, coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya ± 30 cm. Ambing biasanya berkembang baik. Berat badannya yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36-63 kg. produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari dan produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. kadar lemak rata-rata 5,2% karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44-45% berat hidup (Blakely,1991).


Saanen

Bangsa kambing Saanen berasal dari lembah Saanen di Swiss bagian barat kambing ini sangat terkenal, berwarna putih dengan bulu yang panjang atau pendek. Telinganya tegak dan tajam. Kambing ini merupakan kambing bangsa Swiss yang tersebar dengan berat lebih dari 65 kg pada saat dewasa kelamin. Menonjol karena jumlah (produksi) susunya banyak, tetapi lemak susunya agak rendah (Blakely,1991).

Toggenburg
Bangsa kambing Toggenburg atau bangsa Togg berasal dari pegunungan Alpen di Swiss. Kambing ini adalah jenis kambing kecil dengan badan pendek dan kompak. Kambing betina mempunyai berat 45 kg saat dewas kelamin. Kambing Togg berwarna coklat dibagian badannya dengan warna putih di kaki bagian bawah, dasar ekor dan sisi wajah bagian bawah. Kambing ini berambut panjang atau sedang berjenggot. Kambing Toggenburg merupakan kambing penghasil susu yang baik (Blakely,1991). Kepala kambing Toggenburg mempunyai ukuran sedang dan garis profilnya sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri dari mengarah kedepan (Prihadi,1997).

Anglo Nubian
Bangsa kambing Anglo Nubian merupakan persilangan antara kambing Jamnampari dari India dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyi telinga panjang dan menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasanya disebut Roman Nose. Jadi bentuk kepala kambing tersebut keseluruhan seperti kepala unta dan biasanya tidak bertanduk. Warna bulu sangat bervariasi. Pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2-4 kg per hari dengan rata-rata 1-2 kg per hari. Susu kambing Anglo Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6% (Prihadi,1997).

Nubian
Bangsa kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek, mengkilap dan kebanyakan berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh (terkulai). Kambing bersifat sangat lembut, produksi susunya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kambing yang berasal dari Swiss, tetapi persentase lemak susu tinggi. Kambing betina mencapai dewasa kelamin pada saat beratnya kira-kira 60 kg. kambing Nubian cenderung lebih banyak dagingnya dibandingkan bangsa kambing perah lainnya (Blakely,1991).


French Alpine
Kambing ini berasal dari pegunungan Alpine di Perancis. Kambing ini mempunyai warna yang bervariasi, antara lain putih, abu-abu, coklat dan hitam. Badannya besar dengan mata yang tajam dan telinga tegak. Tidak banyak menunjukan kesulitan dalam kelahiran. Ukuran kambing betina saat dewasa kelamin adalah sekitar 55 kg. kambing ini menonjol kemampuan untuk menyusui anaknya karena mempunyai ambing yang besar dan bentuknya bagus dengan puting yang ideal (Blakely,1991).

British Alpine
Bangsa kambing ini berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine Austria. British Alpine merupakan kambing yang dideveloped menjadi produsen susu yang baik. Sebagian besar kambing asli di Eropa adalah grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas keseluruh Eropa. Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan tipe-tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara. Mereka biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditumbatkan dengan system feedingstall. British alpine telah dimasukkan di India barat, Guyana, Madagaskar, Mauritius, dan Malaysia. Kambing ini mempunyai daya klimatisasi lebih baik daripada kambing Saanen (Prihadi,1997).

Di India barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5 kg perhari pada laktasi kedua dan ketiga, tetapi di Malaysia dan Mauritikus pengembangan kambing ini gagal antara lain karena kelembaban yang tinggi (Prihadi,1997).

Damaskus
Kambing bangsa ini merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libang, Syria,Cyprus. Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk., warna pada umumnya merah, atau merah dan putih, profil muka konveks, daun telinga panjang dan menggantung. Tinggi gumba 70-75 cm dan berat badan antara 40-60 kg. produksi susu 3-4 liter perhari dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi 300-600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe (Prihadi,1997).

Beetal
Bangsa kambing ini banyak dijumpai di beberapa distrik di Punyab India, Rawalpindi dan Lahore di Pakistan barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnampari, antara lain profil mukanya Roman Nose, telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibandingkan telinga kambing Etawah (Prihadi,1997).
Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak atau belang-belang putih. Tinggi gumba jantan dan betina adalah 89 dan 84 cm. kambing betina dewasa mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. rata-rata selama laktasi kambing ini dapat menghasilkan susu 105 kg susu dalam waktu 224 hari, dan beranak rata-rata setahun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua) (Prihadi,1997).

Barbari
Bangsa kambing Barbari banyak dijumpai di India bagian Pakistan barat. Kambing ini mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66-76 cm dan betina 60-71 cm. kambing betina dewas berat hidupnya antara 27-36 kg. kambing ini biasanya digunakan untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan baik. Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari mencapai 144 kg (Prihadi,1997).
Di India bangsa kambing ini telah dikembangkan karena produksi susunya dan area tubuhnya relative kecil, sedang produksi cukup banyak menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis (Prihadi,1997).

Kambing Pedaging

Kambing Angora
Kambing Angora berasal dari daerah Angora di Anatolia, dekat Ankara, yang sekarang jadi ibu kota Turki. Kambing ini suka meramban dan mendapatkan sebagian besar pasokan makanannya dari daun-daun dan ranting pohon. Namun demikian, bila tersedia, kambing ini juga makan rumput. Kambing Angora sedikit lebih kecil daripada domba pedaging. Saat lahir, anak kambing Angora berbobot 2 sampai 4 kilogram; pada usia 6 bulan, 18 sampai 25 kilogram; dan pada usia 16 sampai 18 bulan, 28 sampai 33 kilogram. Kambing Angora betina dewasa berbobot 38 sampai 50 kilogram, dan kambing Angora jantan dewasa berbobot 43 sampai 63 kilogram. Kambing Angora sangat kurang prolifik dibandingkan dengan domba dan banyak kambing betinanya yang mandul. Masa kebuntingan kambing Angora sekitar 148 hari.

Kambing Achondroplastik
Kambing ini merupakan kambing kecil berkaki pendek. Pada usia dewasa, tinggi kambing ini 50 cm, dan beratnya sekitar 20 kg. Kambing Achondroplastik terdapat di kawasan hutan dan savana Afrika Barat dan Afrika Tengah. Kambing ini sangat cocok diternakkan di daerah tropis. Meskipun termasuk kambing kerdil, kambing ini menghasilkan daging dengan kualitas baik. Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing ini dapat menghasilkan anak kembar dua atau tiga. Perkawinan kambing jenis ini dapat terjadi sepanjang tahun. Sayangnya, pertumbuhan tubuhnya lambat.

Kambing Benggala Hitam
Kambing Benggala hitam adalah jenis kambing kerdil lainnya. Kambing ini banyak terdapat di Assam dan kawasan utara Bangladesh. Kambing jantan dewasa berbobot hanya 13 kg dan betina 9 kg.

Kambing Bligon
Kambing Bligon disebut juga kambing Gumbolo atau Jawa Randu. Kambing ini merupakan hasil perkawinan silang antara kambing Etawa dan kambing Kacang. Kambing hasil persilangan ini lebih mirip kambing Kacang. Moncongnya lancip, telinganya tebal dan lebih panjang daripada kepalanya, lehernya tidak bersurai, tubuhnya terlihat tebal, dan bulu tubuhnya kasar.
Sebagaimana kambing Kacang, kambing Bligon sangat mudah pemeliharaannya karena jenis pakan apa pun dimakannya, termasuk rumput lapangan. Kambing ini cocok dipelihara sebagai kambing potong karena anak yang dilahirkan cepat besar.

Kambing Boer
 


Kambing Boerawa
Sesuai dengan namanya, kambing Boerawa merupakan hasil perkawinan silang antara kambing jantan Boer dan kambing betina Etawa atau Peranakan Etawa. Usaha persilangan kedua jenis kambing ini sudah pernah dilakukan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan melalui perkawinan alami. Namun demikian, usaha perkawinan silang alami di kedua provinsi ini kurang berhasil dibandingkan dengan usaha perkawinan silang melalui inseminasi buatan di Lampung. Karena perkembangannya yang pesat dan untuk mengangkat citra provinsi Lampung dalam merintis perkawinan silang kedua jenis kambing ini, nama kambing Boerawa kemudian diganti dengan Saburai.
Para peternak di Lampung sangat berminat untuk memelihara kambing Saburai karena beberapa keunggulannya. Selain sosoknya yang lebih besar, kambing ini juga memiliki tingkat produksi dan mutu daging yang lebih baik dibandingkan dengan kambing Etawa atau Peranakan Etawa. Kadar kolesterol kambing ini rendah dan dagingnya empuk dan enak. Tingkat pertumbuhannya juga lebih cepat, sementara pemeliharaan dan perawatannya tidak begitu berbeda dengan kambing lokal. Saat lahir berat rata-rata kambing Saburai 2,5 sampai 3,5 kg. Sedangkan kambing Kacang 1,6–2,0 kg dan PE 2,4–2,6 kg; berat sapih kambing Saburai 14–20 kg, kambing Kacang hanya 7–8 kg, dan PE 9–11 kg. Perbedaan ini semakin jelas terlihat pada usia 6-7 bulan. Berat kambing Saburai mencapai 30–35 kg, kambing Kacang 10–12 kg, dan PE 15–20 kg. Setelah 1 tahun, kambing Saburai bisa mencapai bobot 50–60 kg, kambing Kacang 24–27 kg, dan kambing PE 40-60 kg.

Kambing Kreolo
Kambing Kreolo adalah ternak pedaging yang banyak dipelihara di Amerika Latin dan Tengah. Kambing ini mampu hidup di daerah yang sangat gersang. Kambing ini berbulu tipis, pendek, berwarna hitam atau coklat, dan sering terdapat bercak putih. Tanduknya melengkung, dan telinganya pendek dan tegak. Kambing jantan berjanggut, sedangkan kambing betina tidak berjanggut. Tinggi gumba kambing Kreolo jantan 75 cm, dan kambing betina 65 cm. Bobot kambing dewasa berkisar 40 sampai 60 kg. Satu kelahiran menghasilkan anak 1 sampai 2 ekor.

Kambing Gaddi
Kambing Gaddi dapat diternakkan untuk mendapatkan daging atau susunya. Ini tergolong kambing berbulu panjang. Kambing ini disebut juga kambing Himachal Pradesh. Kambing ini banyak ditemukan di kawasan India Utara dan Pakistan.

Kambing Kacang
Kambing Kacang adalah kambing asli Indonesia. Kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar. Dengan kata lain, kambing ini masuk klasifikasi kambing yang sangat prolifik. Satu kelahiran bisa menghasilkan 2 sampai 3 ekor anak. Kambing ini berkembang biak sepanjang tahun dan pemeliharaannya sangat sederhana. Kambing ini tahan derita, lincah, tersebar luas, dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan.

Kambing Kashmir
Kambing Kashmir merupakan kambing yang hidup di daerah pegunungan Asia Tengah seperti Tibet, Mongolia Dalam, Kashmir, Iran, Turki, Kurdistan, Khirgiztan, dan Rusia. Kambing ini dapat hidup di daerah gersang dengan ketinggian 3.600 sampai 4.200 di atas permukaan laut. Kambing Kashmir jantan dewasa sekitar 60 kg dan kambing Kashmir betina 40 kg. Kambing ini merupakan keturunan langsung kambing liar Capra Falconeri. Kambing gembrong yang terdapat di Bali diduga merupakan keturunan kambing Kashmir. Karena bulunya yang lebat, selain menghasilkan daging, kambing ini juga menghasilkan bulu yang dapat diolah sebagai bahan pakaian.

Kambing Kerdil Cina Selatan
Kambing kerdil Cina Selatan merupakan kambing kerdil yang hidup di daerah tropis dan lembab. Kambing jantan dewasa berbobot sekitar 30 kg, dan bobot kambing betina dewasa hanya 25 kg. Meskipun ukuran badannya kecil, kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar dua.

Kambing Kecil Afrika Timur
Sesuai dengan namanya, kambing ini hdiup di daerah Afrika Timur dan banyak dipelihara sebagai ternak pedaging dan penghasil kulit. Penampilan fisik kambing ini mirip kambing Kacang, yang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing ini berbulu pendek dengan berbagai corak warna dan bertanduk kecil. Kambing dewasa beratnya sekitar 30 kg. Kambing ini juga sangat prolifik.
Kambing Maxoto
Kambing ini juga dinamakan kambing Nungfing. Kambing Maxoto banyak diternakkan di kawasan timur laut Brazil. Warna bulunya coklat muda atau coklat kelabu kuning dengan garis-garis hitam di punggung dan perut. Bulu muka dan kakinya berwarna hitam. Kambing Maxoto dewasa berbobot sekitar 32 kg. Induk kambing betina bisa melahirkan tiga kali dalam dua tahun dan hampir 90% selalu melahirkan anak kembar.

Kambing Sahel
Kambing Sahel paling cocok dipelihara di kawasan padang pasir yang gersang seperti Sudan dan Afrika Barat. Kambing ini tahan panas dan lingkungan yang sangat gersang seperti kawasan sabana di pinggiran gurun Sahara. Kambing Sahel berbulu pendek tapi halus. Kambing ini merupakan ternak penghasil daging dan kulit bermutu tinggi.

Kambing Salt Range
Kambing ini terdapat di kawasan barat laut Pakistan, Rawalpindi, dan Mianwali. Kambing ini dipelihara sebagai ternak penghasil daging dan bulu yang panjang. Berat karkas kambing Salt Range berumur satu tahun mencapai 15-20 kg.

Kambing Sirli
Kambing ini banyak ditemukan di kawasan pegunungan barat laut Pakistan. Kambing Sirli dewasa sekitar 35 kg. Bulunya yang panjang bisa mencapai 25 cm.

Kambing Somalia
Hampir semua kambing Somalia berbulu putih halus. Kambing ini biasanya diternakkan sebagai penghasil daging dan kulit. Kulitnya tipis namun bermutu tinggi. Kisaran bobot kambing dewasa adalah 20 sampai 30 kg. Seperti ditunjukkan namanya, kambing ini banyak terdapat di Somalia, Afrika Timur.

Kambing Spanyol
Kambing Spanyol atau kambing La Mancha berasal dari Spanyol. Ciri khas kambing ini adalah telinganya sangat pendek atau hampir tidak berdaun telinga. Kambing Spanyol jantan dewasa berkisar 55 sampai 80 kg dan kambing Spanyol betina 35 sampai 40 kg. Bulunya pendek dan warnanya beraneka ragam. Kambing ini sangat tangguh dan mampu beradaptasi di berbagai lingkungan yang buruk. Tujuan utama peternakan kambing Spanyol adalah produksi daging. Kambing ini dapat berkembang biak pada musim gugur sampai musim dingin sepanjang tahun. Dengan demikian, kambing Spanyol dapat beranak dan menghasilkan daging sepanjang tahun di daerah berhawa dingin.








DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.
Sarwono, B. 2007. Beternak Kambing Unggul. Depok: Penebar Swadaya.
Sodiq, Ahmad & Zainal Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. Tangerang: AgroMedia Pustaka.



KOMUNITAS PENYAYANG HEWAN PONTIANAK

1.    KOMUNITAS PENYAYANG KUCING (KOMPAK) PONTIANAK

Pontianak memiliki komunitas yang terdiri dari sekelompok orang pecinta hewan khususnya kucing. Mereka menamakan diri sebagai Komunitas Penyayang Kucing (KOMPAK). KOMPAK sendiri terbentuk 25 Mei 2014 dan sudah memiliki struktur organisasi untuk operasionalnya. "Kami peduli kucing karena kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa kucing bukanlah binatang pengganggu atau pembawa penyakit. Jika tingkat populasi kucing di Pontianak dapat ditekan, maka akan tercipta keindahan dan keselamatan bagi pengguna jalan. Sebenarnya target kami juga mau ke tempat-tempat yang banyak kucing terlantar seperti pasar Flamboyan, tapi karena kendala waktu mungkin akan terlaksana di 'stray cat' yang kedua lagi," ujar Juni yang merupakan salah satu anggota Kompak.
Rencananya, Kompak akan dilegalkan segera, agar pergerakan untuk menyelamatkan kucing-kucing mendapat dukungan yang banyak serta pengakuan dari pemerintah. "Saya mengusahakan legalitas Kompak ini agar secara organisatoris bisa mendapat banyak dukungan. Mulai dari pemerintah maupun sponsor. Selain itu, legalitas kita juga akan menjadi pegangan apabila ada oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba membubarkan kita. Jadi kita ada pegangan hukum," tambah Juni.
Adapun visi dari komunitas ini adalah membentuk sebuah KOMPAK (KOMUNITAS PENYAYANG KUCING) KALIMANTAN BARAT yang maju dan berkembang Untuk mencapai tujuan tersebut, KOMPAK secara konsisten melakukan berbagai kegiatan guna memajukan komunitassnya. Adapun beberapa agenda atau kegitan yang rutin dilakukan oleh KOMPAK yaitu megadakan gathering taip minggunya, mengadakan pameran untuk pengenaLan ke masyarakat umum, mengadakan kontes kebersihan dan kesehatan kucing, sharing dan tanya jawab dengan Dr. Spesialis Hewan, adanya vaksinasi gratis yang untuk hewan terutama kucing, serta beberapa kegiatan positif lainnya.


2.     DOG LOVERS  PONTIANAK

ok dehh, kita lanjut aja gan .. tidak usah berbasa basi lagi
di sini ane mau buat semua pemilik doggie di daerah pontianak dan sekitarnya berkumpul disini yah..kita sharing informasi mulai dari anjing masing-masing dan semua hal yang berhubungan dengan doggie ..aneka dog food dan lain-lainnya klo bisa plus poto doggie nya yah...
Jangan lewatin juga setiap :
Hari : Minggu
Jam : 15:00 - 17:00 .
Lokasi : Rumah betang, Jl.sutoyo (Pontianak)
Ayo bawa doggie agan2 & sista sekalian buat berkumpul bersama dog lovers lainnya, disana kita bukan hanya membawa doggie kita berjalan2, tapi juga bisa menambah teman dan juga bisa berkumpul bersama dog lovers dan juga doggie2 mrka ..
Bagi yang tidak memiliki doggie tidak masalah, silahkan datang saja dan berkumpul bersama


3.    KELUARGA MUSANG LOVERS PONTIANAK (KAMULOP)

Jika Anda mengenal binatang musang sebagai hama, ternyata sekarang musang yang memiliki nama lain luwak ini sudah dijadikan maskot kopi. Karena harga kopi yang berasal dari proses alami dipilih dan dimakannya biji kopi oleh musang sangatlah menjanjikan. Dengan hal tersebut sekarang ini musang bukan lagi hewan yang liar, tetapi sudah menjadi salah satu hewan peliharaan yang diminati oleh masyarakat.
Seperti di Kota Pontianak, sejak tanggal 16 Februari 2014 sudah terbentuk KAMULOP (Keluarga Musang Lovers Pontianak)—suatu komunitas yang terbentuk karena memiliki hobi yang sama, yaitu gemar memelihara musang.
KAMULOP memiliki visi mensosialisasikan musang sebagai hewan peliharaan, dengan mengubah pola pandang masyarakat, bahwa musang bukanlah hama. Dan dengan misi yaitu, menjadi wadah para pencinta musang yang berada di Kalimantan Barat menjalin tali silaturahmi, bertukar pikiran, pengalaman, serta mengembangbiakan musang untuk pelestarian.
Komunitas ini biasa melakukan kumpul bareng (gathering) setiap hari Sabtu di sekitaran alun-alun Kapuas dan hari Minggu di Gelanggang Olah Raga Pangsuma. Dan di acara gathering ini sering dilakukan tukar pengalaman sesama anggotanya.
Kini KAMULOP yang menginduk kepada komunitas Musang Lovers Indonesia (MLI) memiliki anggota sebanyak 60 orang dan memiliki musang sebanyak 70 ekor. Jenis-jenis musang yang dipelihara adalah jenis pandan, akar, bulan dan tenggalung.
(http://mediabnr.com/2014/09/28/keluarga-musang-lovers-pontianak-kamulop-terus-sosialisasikan-musang-bukanlah-hama)



4.    PONTIANAK SUGAR GLIDER 

Pontianak, thetanjungpuratimes.com – Pontianak Sugar Glider merupakan komunitas pecinta hewan Sugar Glider yang sudah berdiri sejak 28 Oktkber 2015. Anggota yang aktif diperkiraan 30 orang. Penyebaran habitat hewan ini, berada di Papua, Tasmania dan Australia.
Menurut anggota Pontianak Sugar Glider, Nico, memelihara Sugar Glider merupakan hobinya. Selain itu, ketertarikan Nico terhadap hewan ini memiliki keterikatan terhadap pemilknya atau yang biasa disebut Bounding.
“Sementara makanan hewan ini antara lain, Makanan bubur bayi, Ulat hongkong, Ulat Jerman, dan Jangkrik,” tuturnya.
Rico mengatakan, cara perawatannya hanya dengan mengelap tissue basah seminggu sekali kepada Sugar Glider.
“Saya harap, kedepannya lebih banyak yang masuk ke komunitas pecinta hewan ini,” pungkasnya. (Kurniawati/Yuniar)


5.    IGUANA KITE PONTIANAK (IKP)

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berkembangnya hobi memelihara reptil, menjadikan iguana sebagai alternatif pecinta reptil herbivora. Hal ini memengaruhi banyak bermunculannya komunitas iguana di Indonesia, tak terkecuali di Pontianak. Seperti Iguana Kite Pontianak (IKP), merupakan sebuah komunitas bagi para pecinta hewan yang mirip bunglon ini. Di Pontianak sendiri IKP adalah komunitas pecinta Iguana yang pertama.
Pada awalnya Iguana Kite Pontianak (IKP) hanyalah merupakan wadah untuk para pencinta iguana di Pontianak. Dikatakan Indra Hermawan selaku ketua IKP, pada awalnya ia hanya memelihara iguana sebagai hobi di rumah, dan ada beberapa temannya yang juga tertarik untuk memelihara iguana setelah melihat hewan pendiam ini di rumahnya.
“Terbentuknya IKP ini berdasar pada kecintaan terhadap iguana dan juga sebagai sarana untuk berbagi informasi tentang reptil berdarah dingin ini, selain itu IKP juga bertujuan untuk mengedukasikan masyarakat tentang apa itu iguana dan bagaimana cara perawatan nya guna menjadi hewan kesayangan layaknya hewan hewan peliharaan pada umumnya, “ tutur Indra kepada Tribun.
Iguana Kite Pontianak sebenarnya adalah cabang dari Komunitas Pencinta Iguana (KPI) yang merupakan komunitas pusat untuk para pencinta iguana yang sudah berdiri sejak 2001 silam. Sedangkan IKP sendiri terbentuk pada 6 Desember 2014 lalu, dengan beranggotakan 8 orang pada awal berdiri.
Dan mereka ingin mencoba menciptakan wadah untuk para pecinta iguana. Untuk saat ini IKP sudah beranggotakan sekitar 25 orang yang masing-masing anggota berhasil bergabung atau tersaring dari gathering yang mereka lakukan atau dari media sosial.


6.    PONTIANAK OWL CLUB

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata Burung Hantu? Apakah burung hantu itu menyeramkan, mistis, atau burung yang dianggap burung pembawa malapetaka? Sekilas burung ini memang sangat menakutkan kalau dilihat dari namanya, tetapi butung ini juga mempunyai keuntikan dan keindahan. Jujur saja ini pertamakalinya saya melihat burung hantu bahkan foto bersama lebih dekat. Burung hantu adalah kelompok burung anggota Ordo Strigiformes dan merupakan burung yang keluar di malam hari.
Nah, kali ini saya diberikan kesempatan untuk Gathering bersama Komunitas Pontianak Owl Club (POC) Minggu, 19 April 2015 di Simpang Bandara Supadio (Bundaran Pesawat) Kabupaten Kubu Raya pukul 16.00 sampai selesai. Di kegiatan Gathering ini Komunitas POC mengenalkan Burung Hantu kepada masyarakat khususnya Pontianak, berkumpul dan bertukar informasi antar pecinta burung hantu, mencegah punahnya burung hantu dari habitatnya, merubah paradigma lama dari burung hantu, dan memperlihatkan jenis-jenis burung hantu yang ada di Kalimantan.
(http://sitimustiani.com/2015/04/pontianak-owl-club-mengenalkan-burung-hantu-kalimantan-kepada-masyarakat/)